JellyPages.com

Minggu, 22 April 2012

Cintaku Ada di Pakaian yang Bercahaya

| | 0 komentar

Sajak James Joyce

cintaku ada di pakaian yang bercahaya
di antara pohon-pohon apel,
dimana angin periang sedang berhasrat
untuk terbang dalam kerumunan

di sana, ketika angin periang berlalu
dan merayu daun-daun muda
cintaku pergi perlahan, berkelok
di bayangan dia, di atas ilalang

dan ketika langit biru pucat
di atas pulau yang tertawa
cintaku pergi dengan santai
menjinjing pakaian dia
(pakaian yang bercahaya!)

dengan tangan yang menjaga

Sumber: http://bisikanbusuk.blogspot.com/search/label/terjemahan
leer más...

MALAIKAT

| | 0 komentar

“Bu, apa malaikat itu ada?”

Di sekolah, Lou sering mendengar ibu gurunya bercerita tentang malaikat. Lou tak mengerti, tapi sepertinya gurunya itu memang terobsesi dengan malaikat. Lou mendengar banyak cerita tentang malaikat. Mulai dari ciri-ciri malaikat, jenis-jenis malaikat, nama-nama malaikat, hingga kehebatan malaikat-yang tentu saja selalu membuat Lou terpesona setiap mendengar cerita gurunya itu.

Tapi dari sekian banyak yang Lou dengar dari gurunya, satu hal yang paling diingatnya: yakni bahwa malaikat memiliki sayap, dan sayapnya sangat, sangat, sangaaat lebar. Gurunya itu bilang ketika malaikat mengibaskan sayapnya sekali, maka ia akan menempuh jarak dari bumi hingga langit lapis pertama. Ketika ia mengibaskan sayapnya sekali lagi, maka ia akan sampai pada langit lapis kedua. Begitu seterusnya.

“Woooww..”, kata Lou terkesima mendengar gurunya.

Namun Lou lebih terpesona lagi ketika dikatakan bahwa kehebatan sayap malaikat itu tak ada apa-apanya ketika ia berada di dalam surga.

“Memangnya kenapa, Bu Guru?” tanyanya lugu.

Saat di surga, malaikat pernah ingin mencoba mengukur luas surga itu. Ia pun diberikan izin oleh Tuhan. Lalu ia mengibaskan sayapnya sekali. Ia gagal. Sekali lagi dikibaskannya sayapnya. Tidak juga ketemu batasnya surga. Malaikat pun mengibas-kibaskan sayapnya berkali-kali. Hingga akhirnya ia menyerah sebab tak juga ditemukannya batas surga. Begitu gurunya menerangkan kepada Lou.

Lou terkesima sekali lagi.

Gurunya, yang tahu kalau Lou tertarik mendengar cerita-ceritanya tentang malaikat, sering mengajak Lou berbincang-bincang saat jam istirahat. “Kamu mau dengar yang lain lagi tentang malaikat?” tanya ibu guru yang tergolong masih muda itu sambil tersenyum kecil kepada Lou. Lou menatapnya seraya mengangguk. Ibu guru itu pun bercerita lagi tentang malaikat. Atau kalau di kelas sedang ramai, ia mengajak Lou ke kantin atau ke ruangannya atau ke taman untuk berkisah tentang malaikat.

Saat mulai berkisah tentang malaikat, seperti biasa, Lou hanya bisa menatap ibu gurunya itu dengan mata berbinar-binar.

“Bu, Lou ingin bertemu dengan malaikat.”


***


Lou demam tinggi. Di sekitar tempat tinggalnya memang sedang heboh wabah demam berdarah dengue (DBD). Anak-anak silih berganti terkena wabah tersebut. Ada yang hanya sampai demam, ada juga yang sampai meninggal. Orang tua Lou panik, mengetahui suhu tubuh anaknya tak juga kembali normal. Akhirnya mereka memutuskan membawa Lou ke rumah sakit.

Lou kesal sekali berada di rumah sakit. Karena ia jadi tak bisa pergi ke sekolah. Dan karenanya Lou tak bisa bertemu ibu gurunya yang cantik dan mendengar cerita-cerita tentang malaikat. Suster, apalagi dokter di sini, tak ada yang tahu soal malaikat. Setiap Lou bertanya kepada suster yang merawatnya atau kepada dokter yang memeriksanya, apakah mereka tahu tentang malaikat, mereka hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan Lou.

Dan kalau Lou bertanya kepada ibunya, ibunya hanya menjawab, “Kamulah malaikat kecil ibu, nak.” Sambil mengusap-usap kepala dan mencium pipi Lou.

Lou suka menggambar. Televisi di kamar tempat ia dirawat sama sekali tak memberinya hiburan. Maka ketika suster datang untuk memberinya sarapan, ia meminta buku gambar dan pensil. Lou pun mulai menggoreskan pensilnya di atas kertas putih. Ia menggambar malaikat.

Lou mulai dengan menggambar wajah malaikat. Tak ada mata, hidung, maupun bibir. Hanya sebuah garis seperti kurva yang membuka ke atas. Setelah itu ia menggambar rambutnya. Rambut malaikat seperti apa ya, batin Lou. Ibu guru tak pernah bercerita tentang rambut malaikat kepadanya. Ia pun mengarang-ngarang sendiri. Ia menggambar bentuk rambutnya sendiri. Lalu ia menggambar tubuhnya. Ia juga tak sempat bertanya kepada ibu guru apakah malaikat itu tubuhnya seperti anak kecil atau orang dewasa. “Aduh, kenapa nggak pernah nanya sama bu guru ya, bego.” Lalu ia memutuskan untuk menggambar tubuh anak kecil. Karena lebih mudah dan nanti kalau sudah selesai bisa dijadikan teman, batinnya. Lou tersenyum sebentar. Lalu ia meneruskan menggambar.


***


Ibu guru Lou bertamu ke rumah orangtua Lou dan meminta maaf kepada mereka, juga kepada Lou. Ia meminta maaf karena tak sempat menjenguk Lou di rumah sakit. Mendadak banyak yang harus diurus, katanya. Lou senang sekali dapat bertemu lagi dengan ibu guru. Walaupun ia belum pergi ke sekolah karena dianjurkan untuk istirahat dulu satu-dua hari di rumah. Tapi paling tidak ia bisa bertanya lagi tentang malaikat kepada gurunya itu.

Dengan antusias, gurunya pun bercerita bahwa malaikat dapat merubah wujudnya menjadi apa saja, termasuk menjadi manusia. Ketika ia merubah wujudnya menjadi seorang manusia, ia bisa menjadi siapa saja. Seorang lelaki, perempuan, anak kecil, orang dewasa, penjual sayur, polisi lalu lintas, pemungut sampah, tukang becak, siapa saja yang ia inginkan.

Lou termangu dan mulutnya membentuk huruf ‘O’ kecil.

“Kenapa malaikat mau berubah jadi manusia, Bu Guru?” tanya Lou penasaran.

Ibu guru berkata bahwa manusia sering memiliki masalah. Dan malaikat ada yang ditugaskan oleh Tuhan untuk membantu manusia. Begitulah, Tuhan memiliki cara kerja yang bermacam-macam bentuknya. Bisa langsung dari-Nya, bisa juga lewat malaikat-Nya. Nah, salah satu cara malaikat membantu manusia adalah dengan mengubah wujudnya menjadi manusia dan langsung memberikan pertolongannya kepada manusia yang sedang tertimpa masalah itu.

“Berarti Ibu juga malaikat, ya? Ibu sudah menolong Lou. Waktu Lou di rumah sakit Lou cuma ingin dengar cerita tentang malaikat. Tapi Ibu nggak datang ke rumah sakit. Jadi Lou cuma bisa bikin gambar malaikat. Lou sembuh gara-gara ngebayangin malaikat terus. Itu semua karena Ibu.”

Ibu guru tersenyum. “Kamu menggambar malaikat? Coba sini ibu lihat.”

Lou berlari kecil ke kamarnya lalu keluar dengan membawa selembar kertas. Kedua tangannya disembunyikannya di belakang. “Ayo, mana sini ibu lihat malaikatmu.” Kata ibu guru. Dengan malu-malu, Lou menyerahkan selembar kertas itu kepada ibu guru. “Jangan ketawa ya bu,” kata Lou.

Sesuatu pada selembar kertas tersebut membuat ibu guru Lou terdiam. Sesuatu telah membuat dadanya sesak dan adegan-adegan masa lalu mendadak berkelebatan dalam kepalanya. Detak jantungnya melamban. Kenangan manis sekaligus pahit menyerang lubuk hatinya. Ia menutup mulut dengan sebelah tangan. Ada setitik air menyembul dari sudut matanya.

Lou terdiam, ia terheran-heran melihat ibu guru seperti sedang sedih. “Ibu, kenapa nangis?” tanyanya.

“Lou, kamu juga malaikat. Kamu didatangkan Tuhan untuk menolong ibu.”

Anaknya itu, jikalau masih hidup, pasti dia sekarang sudah seusia Lou. ***

sumber: http://bisikanbusuk.blogspot.com/search/label/fiksi
leer más...

Pintu yang Tak Terkunci

| | 0 komentar

I. Ketukan di Pintu

Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya ketukan itu datang juga. Ketukan yang sebenarnya tidak pernah kutunggu. Tapi sekarang ia hadir. Hadir dari masa lalu yang gelapnya begitu pekat seperti ampas kopi ditelantarkan di langit malam. Hadir dari masa depan yang terangnya terlalu menyilaukan bak sinar matahari diteteskan ke lubuk mata. Hadir dari masa kini yang remangnya membuat jiwa mengambang dan keraguan kian menyerang.

Ketukan itu datang pada pintu kamarku. Terdengar begitu sopan sekaligus tergesa. Aku tak tahu kenapa aku begitu menikmati suaranya, sekaligus berusaha setengah mati menahan degup di dada. Setiap ketukan itu berbunyi, terlintas di kepalaku desing peluru dan ledakan mortir. Setiap itu pula, sebelah telingaku yang lain, mendengar desahan napas wanita yang basah dan menggoda. Aku ingin berhenti mendengarnya, tapi aku juga tak tahan untuk menunggu suara ketukan berikutnya.

Ketukan itu terdengar lagi. Dan semakin lama suaranya menjelma menjadi apa saja.

Aku mendengar tangisan bayi. Aku tak tahu itu tangisan apa. Apakah tangis seorang bayi yang baru lahir, atau tangis seorang bayi yang sedang lapar, atau sedang tersiksa oleh sesuatu. Aku tak bisa membedakannya. Sebab aku tak pernah memiliki bayi, ataupun mengurus bayi. Saat aku masih bayi tentu aku tak bisa mendengar suara tangisku sendiri. Aku bahkan belum memiliki kendali atas diriku, tubuh dan jiwaku. Aku masih dikendalikan oleh malaikat-malaikat yang diutus oleh Tuhan untuk mengawalku. Sementara sekarang saat aku sudah cukup waktu untuk membuat seorang bayi, istriku terlanjur dipanggil kembali oleh yang dahulu menciptakannya. Jadi tangis bayi apakah yang sedang kudengar ini? Bisakah kau memberitahuku?

Aku mendengar ketukan lain. Suara lain..

Kali ini aku yakin. Ini adalah suara seorang perempuan. Dan ia sedang tersiksa. Tapi aku tak tahu ia tersiksa karena apa. Mungkin disiksa suaminya, pacarnya, atau teman lelakinya. Tapi tidak, aku tidak mendengar ada suara lelaki. Hanya perempuan. Begitu lirih. Seakan ia tengah menghembuskan sisa-sisa terakhir suaranya. Aku bahkan bisa merasakan napasnya. Dihirup, dilepas.. dihirup, dilepas. Terdengar letih. Sesekali sesak. Aku jadi ikut-ikutan sesak mendengarnya. Ia seperti menahan tangis. Tapi ia tidak menangis. Hanya nyaris. Aku tahu, perempuan ini pastilah seorang perempuan yang kuat. Meski begitu, aku ingin sekali menolongnya. Tapi akan kutolong dia dari apa? Bisakah kau menolongku?

Ketukan itu seakan mati enggan hidup pun tak mau. Ia seperti dipaksa. Tapi juga terdengar bersungguh-sungguh. Apakah yang ia inginkan, aku juga tak tahu. Atau lebih tepatnya, belum tahu. Sebab belum kusambut ketukan itu. Masih kubiarkan ia mengulang-ulang dirinya di pintu kamarku. Aku ingin memastikan benarkah ketukan itu menujukan dirinya untuk pintuku ini. Ataukah ia salah pintu? Tidak, kurasa tidak. Karena berikutnya, aku mendengar suara ketukan itu sebagai ketukan palu seorang hakim mahkamah.

Kau tahu, ketukan palu seorang hakim mahkamah tak pernah salah.


II. Pintu Kamar

Adapun, pintuku itu tak pernah kukunci. Aku tak merasa perlu untuk mengunci pintu kamarku itu. Bukankah seseorang mengunci pintu kamarnya karena ada sesuatu di dalam sana yang ia tak ingin orang lain melihatnya? Bukankah mereka melakukannya karena ada sesuatu atau banyak hal yang hanya boleh ia sendiri yang menemukannya? Bukankah karena di dalam ruangan di balik pintu itu ada sebuah rahasia? Dan adapun aku, tak merasa perlu menyembunyikan apa-apa. Rahasiaku ada dalam diriku. Bukan di balik pintu itu, di ruang kamar ini.

Maka, siapapun di luar kamar yang tengah mengetuk pintu, masuklah ke dalam kamarku..

Tapi pintu kamarku tetap tak terbuka. Ketukan itu terus saja terdengar. Apakah ia tak mengetahui bahwa pintu kamarku tak pernah terkunci? Apalagi untuk ketukan yang terasa begitu akrab di telingaku ini. Siapakah gerangan engkau, wahai ketukan yang datang tiba-tiba di malam buta?

Aku meraih sebatang lilin yang berdiri agak miring di atas sebuah piring kaca kecil. Apinya bergoyang-goyang seperti seekor anjing peliharaan yang dipanggil majikannya, menggoyang-goyangkan ekornya. Kutiup ia. Padam. Kegelapan menjadi raja di dalam istananya yang sempit: kamarku.

Perlahan, aku berdiri. Setelah sekian lama terduduk di sudut kamar ini. Ketukan itu terdengar lagi dan lagi. Kulangkahkan kaki di atas lantai yang dingin. Sedingin angin malam yang menyusup beramai-ramai lewat celah di jendela. Bulu kudukku ikut berdiri. Disusul oleh gemetar di tempurung lutut dan bibirku. Gigi-gigiku bergemelutuk. Aku tak tahu apa yang tiba-tiba saja membuat udara menjadi demikian dingin ini: angin malam di musim hujan yang menerobos lewat jendela ataukah ketukan di pintu yang kian memperpendek jedanya.


III. Jendela

Mendekati pintu beberapa langkah, rasa takut dan penasaranku semakin menjadi-jadi. Aku berhenti pada langkah ke sekian. Jarakku dengan pintu hanya beberapa sentimeter. Ketukan itu mengubah suaranya menjadi seperti gong. Lalu seperti meriam perang. Kencang dan meledak. Aku bergidik. Aku terdiam sebentar. Mencoba menenangkan diri. Tak bisa. Sulit.

Kutengadahkan kedua tanganku, kutundukkan kepalaku, kupejamkan kedua mataku, untuk memohon kepada Tuhan. Aku meminta agar pintu itu direstui atas ketukan seperti apapun atau siapapun yang mengetuknya. Semoga dosa-dosa pintu yang tak kukunci itu dimaafkan dunia dan akhirat. Semoga pintu itu yang membiarkan apa saja atau siapa saja masuk dan keluar melaluinya diberi tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amin.

Aku menatap pintu di depanku. Tengkukku dingin. Kupalingkan wajahku ke belakang: jendela kamarku ternyata cukup lebar.

Aku membalikkan badan. Melangkah ke depan. Di belakang masih terdengar suara ketukan. Seperti senjata otomatis, memberondong hingga puluhan, ratusan, ribuan! Jantungku tak keruan. Degupnya lari kemana-mana. Napasku kabur kemana-mana. Aku tak bisa berlari ke jendela.

Setelah napasku nyaris habis, aku berhasil meraihnya. Kuangkat sebelah kakiku yang lemah dan terasa nyaris seperti lumpuh. Kuangkat lagi sebelah yang lain. Lalu dengan sangat hati-hati, untuk pertama kalinya, kujejakkan kaki di luar kamar ini.

Dari balik jendela, aku menoleh lagi ke dalam kamar. Ke arah pintu. Ke suara ketukan itu. Aku tak mengunci pintu kamarku itu, tapi sekalipun ketukan itu tak mencoba untuk langsung membukanya saja. Sungguh, tak ada yang kusembunyikan. Tak ada sesuatu yang rahasia.

Tapi, kenapa sekarang aku berada di luar kamar, menjauhi pintu itu?

Malam kian lengkap. Angin kian menusuk. Di luar kamar, di ambang jendela, aku menawarkan sambutan kepada siapapun Dia yang sedari tadi mengetuk pintu: “Silahkan masuk.”

Maka pada ketukan terakhir, aku mengosongkan kamarku. Menyembunyikan dunia, menguburnya di dalam sana. Bertukar nyawa dengan baka usia.

“Selamat malam. Aku Tuhan. Kenapa lama sekali?” ***

sumber: http://bisikanbusuk.blogspot.com/search/label/fiksi
leer más...

Aku Ingin Mencintai dan Melupakanmu dengan Sederhana

| | 0 komentar

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti embun hinggap
di tepian daun dan tanah yang sabar menyambutnya jatuh

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti mata yang berkedip
menyambut pagi, dan daun jendela yang mengintip matahari

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti gerimis
pada jendela dan uap nafasmu menulis nama: 'kita'

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti waktu
yang tak pernah berhenti dan senyummu yang mengabadikannya

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti sebuah peluk
yang sebentar dan satu kecup yang perlahan saja

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti kata
'rindu' yang kuucap dan kau membalasnya dengan 'aku juga'

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin melupakanmu dengan sederhana. sesederhana airmata
yang mengalir. sesederhana genggam tangan yang terlepas

tapi aku ingin mencintaimu

sumber: http://bisikanbusuk.blogspot.com/
leer más...

dari kau, dari aku

| | 0 komentar

entah seberapa rumit kenangan bisa kau buat sebelum aku lupa bagaimana caranya mengingat. aku tak bisa lagi melafalkan luka semenjak kau hapus seluruh langkah di dadaku yang telah sedemikian dalam terpahat. tak ada yang begitu rahasia dan membingungkan dari tiap rasa kecewa sebab kita sudah bersepakat akan membunuh harapan masing-masing. dari yang terkecil. dari yang paling samar.

entah seberapa sederhana perpisahan bisa aku jelaskan setelah kau ingat bagaimana caranya melupakan. kau begitu fasih mengeja setiap kesalahan semenjak kita bertemu untuk mempelajari apa saja yang pernah kutulis di hatimu. selalu ada yang tersembunyi dan terlewat dari tiap perbincangan sebab kita tak pernah berjanji untuk memahami masa lalu dan sejarah pilu masing-masing. dari yang pernah terucap. dari yang masih tersimpan.

sumber: http://bisikanbusuk.blogspot.com/2011/08/dari-kau-dari-aku.html

leer más...

sebuah kata itu tajam

| | 0 komentar

Pernahkah anda berbicara sembarangan ?
atau
pernahkah anda berbicara tidak sembarangan ?


atau mungkin pertanyaan yang lebih pantas adalah :
"pernahkah anda berbicara yang tanpa sadar itu menyakiti lawan bicara anda?"

Aku hanya bisa terdiam saat itu, entah siapalah yang salah, atau apalah hal kecil yang keluar itu membuat saya bingung . . dan kesal disaat yang bersamaan . Apa saya memang selalu salah? Mengapa manusia selalu lebih mudah untuk mempermasalahkan? mengapa manusia sulit untuk menahan perasaan? Mengapa manusia diberi otak dan fikiran tetapi susah sekali untuk menggunakan?

atau memang ada yang salah didiri saya?

Saya lelah akan keterpojokan ini,
saya merasa panas akan semuanya . .
Bukankah semua manusia memiliki hak yang sama dalam berbicara?
jika semua manusia memiliki hak yang sama dalam berbicara, seharusnya manusia juga memiliki hak yang sama besar untuk merasa marah, menuangkan komplain terhadap sesuatu, bukan ?

tapi mengapa manusia hanya mempergunakan hak untuk berbicara saja ?
tanpa pernah dipedulikan hak untuk berbicara atas komplain kenyamanan dirinya ?
mengapa manusia kurang menghargai arti kata bebas berpendapat ?
Apa menahan perasaan itu berarti keterpenjaraan suatu pendapat?
apa pendapat yang berbeda itu berarti suatu lambang sakral arti permusuhan ?

Saya hanya manusia,
yang juga memiliki perasaan yang sama lembutnya dengan anda semua . .


Saya tidak minta banyak,
saya hanya ingin komplain saya didengar . .
saya hanya ingin bisa komplain tanpa ada konflik . .
saya hanya ingin bisa seperti kamu . .

sumber: http://doctorbebek.blogspot.com/2010_01_01_archive.html
leer más...

Perbedaan tebal antara kecewa dan marah

| | 0 komentar

Teruntukmu, pria . .

Tahukan anda bahasa wanita? mengertikah anda tentang bagaimana wanita berkomunikasi? tahukah anda arti sebenarnya dari apa yang wanita ucapkan?

Tahukah anda saat wanita marah ia akan melemparkan anda dengan kata-kata panjang, kadang menyakitkan, omelan tiada henti dan judgement-judgement yang anda selalu nilai salah ? tapi tahukah anda saat wanita masih memiliki kemampuan untuk melontarkan amarahnya dengan bahasa verbal itu berarti ia masih peduli terhadap anda ?

Dan tahukah anda, saat wanita sudah tidak lagi memberikan omelannya terhadap anda tentang perlakuan anda yang terulang kembali itu berarti ia sudah lelah dengan tingkah laku anda ? bukan saatnya untuk tenang pria, karena disitu wanita akan masuk ketahap lebih tinggi lagi dari suatu perasaan emosional yang menggebu-gebu yang biasa kita sebut dengan "kecewa".

Wanita dengan kecewa itu tidak mudah pria,

bukan waktunya untuk lega saat wanita anda berhenti mengomeli anda dengan kata-kata yang seakan tiada henti, suatu kesalahan fatal saat anda berfikir semua akan baik-baik saja karena wanita anda sudah berhenti berbicara, suatu kesalahan fatal . . karena disaat wanita berhenti berbicara, ia mulai berfikir, apa anda memang layak untuk dipertahankan ?

Sumber: http://doctorbebek.blogspot.com/2010/03/perbedaan-tebal-antara-kecewa-dan-marah.html
leer más...

Semua Tentang Keindahan Wanita

| | 0 komentar

Wanita . .
Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan
menjadi saling melengkapi.
Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu,
tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau
berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat
olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.


Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi,
kelemah-lembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan,
mengurusi hal-hal sepele... sehingga ketika laki-laki tidak mengerti
hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya... sehingga tanpa
kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat
karena kehadirannya di sisimu.


Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki,
itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya
dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh
jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya
secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan
logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi
yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut...
ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti...
membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki
yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut
tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan
rindang... seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak
kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.



Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon
yang kokoh dan rindang.

Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari
hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu
akan menyita seluruh hidupnya.... Karena perempuan diciptakan dari tulang
rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang
menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu.

Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi
keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi
kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana....
karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap
keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan
dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika
pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama
denganmu. bone of my bone ..

Sumber: http://doctorbebek.blogspot.com/2010/05/semua-tentang-keindahan-wanita.html
leer más...

Apakah Wanita Cantik Itu Bahagia?

| | 0 komentar

Happy girls are the prettiest,” demikian kata Audrey Hepburn, seorang aktris yang terpilih oleh Evian sebagai pemenang the most beautiful women of all time. Pertanyaan saya hari ini adalah apakah itu juga bisa berlaku kebalikannya? Apakah kecantikan di luar selalu membawa, menularkan kebahagiaan ke dalam?
Wanita adalah makhluk yang sangat beruntung karena diciptakan dengan fisiologi yang jauh lebih indah daripada pria. Wanita juga diberikan ‘hak untuk terus semakin memperindah diri’ di sepanjang hidupnya dengan bantuan teknologi kosmetik.
Tidak heran seluruh pria di dunia ini sering bertekuk lutut di hadapan keindahan wanita. Bukan pria saja, sesama wanita pun terbiasa mengagumi keindahan wanita lainnya. Bahkan menurut penelitian, bayi cenderung menatap lebih intens dan lama pada wajah yang cantik.
Jadi wanita cantik -baik secara alamiah atau dengan berbagai penambah estetikanya- terlihat memiliki kehidupan yang sangat menyenangkan. Kecantikan seseorang bisa membawa kebahagiaan karena semakin cantik seorang wanita, semakin dia mendapatkan banyak akses menuju hal-hal yang memberi kebahagiaan.
Misalnya secara pergaulan sosial, mereka pasti banyak dikagumi orang sehingga memiliki banyak teman. Secara karir, mereka juga pasti tidak kesulitan menarik hati orang lewat kecantikan plus keterampilan bekerjanya.
Bahkan University of California menyatakan dalam Journal of Economic Psychology bahwa “Attractive people make more money than middle attractive people, who in turn make more money than unattractive people.” Studi lainnya dari London Guildhall menambahkan, “Overweight women are more likely to be unemployed and that those who are working earn on average 5 percent less than their trimmer peers.
Mengapa bisa demikian?
Setelah menghabiskan lebih dari 30 tahun meneliti keindahan fisik, Dr. Gordon Patzer menjawab, “Human beings are hard-wired to respond more favorably to attractive people. People go out of their way to help attractive people—of the same and opposite sex—because they want to be liked and accepted by good-looking people.
Jadi dengan seluruh keuntungan di atas, wanita cantik itu sudah pasti merasa bahagia, ‘kan? Atau setidaknya lebih bahagia dibandingkan wanita yang kurang cantik?
Jawabannya, tidak.
Dalam buku Psychology Applied To Modern Life, dikutip hasil penelitian Wolsic Diener berikut ini: “Given that physical attractiveness is an important resource in Western society, we might expect attractive people to be happier than others, but the available data indicate that the correlation between attractiveness and happiness is negligible.
Negligible artinya ‘tidak berarti’, ‘tidak signifikan’, atau ‘sedemikian kecil sehingga tidak perlu diperhitungkan.’ Kalau menurut saya pribadi, malah efeknya berbanding terbalik. Alias semakin cantik wanita, semakin dia sulit untuk merasakan kebahagiaan yang stabil.
Berikut adalah sepuluh penjelasannya.
  1. Kecantikan itu kompetitif. Wahai pria, sadarilah bahwa wanita mempercantik dirinya bukan untuk menarik perhatian Anda, melainkan demi mengimbangi dan mengalahkan wanita lainnya. Jika Anda memiliki sahabat wanita yang cantik, Anda pasti bisa merasakan ‘kompetisi rahasia’ ini dengan wanita cantik lainnya. Mereka terlihat sangat bersahabat satu sama lain, namun di detik berpisah sejenak saja (misalnya ke toilet), masing-masing akan akan saling membicarakan yang lain dengan nada yang agak miring menjatuhkan. Kehadiran wanita cantik lain akan selalu membuat seorang wanita merasa tidak cukup cantik, walaupun ia tidak akan mengakuinya secara verbal. Wanita memang cenderung membandingkan dirinya dengan wanita lain, tapi wanita cantik selalu melakukannya. Tidak heran mereka merasa insecure. Ketika bercermin, mereka berharap melihat refleksi diri yang dua kali lebih cantik daripada diri sebenarnya dan tiga kali lebih cantik daripada wanita tercantik lainnya. Inilah yang memicu ucapan terkenal yang sangat kompetitif itu, “Mirror mirror on the wall, who’s the prettiest of all?
  2. Kecantikan itu adiktif. Lebih tepatnya, menarik perhatian dan menjadi pusat perhatian itu adiktif alias mencandu. Sebagai manusia, kita selalu butuh diperhatikan. Sekali saja kita merasakan nikmatnya jadi pusat perhatian, maka kita selalu menginginkannya dan merasa tidak dapat hidup tanpanya. Kehilangan perhatian dari satu pria saja, sekalipun masih ada perhatian dari 99 pria lainnya, bisa membuat seorang wanita cantik merasa gerah, kalang kabut, dan berusaha mengejar sang satu pria ‘brengsek’ itu. It’s based on our real life experiments, guys, one of the success principles we teach in Hitman System classes.
    Same thing happens to drug addicts when they don’t have drugs, they go through withdrawls. Beautiful women base their happiness based on the people around them from constant praise from others. Perhaps they are more sensitive to what people think, making them feel insecure more often.
  3. Kecantikan itu diskriminatif. Tadi Anda sudah baca bahwa wanita cantik diperlakukan lebih manis, lebih disukai, dan lebih-lebih lainnya. Namun diskriminasi itu juga tidak selalu menguntungkan mereka, ada juga efek negatifnya. Jika sang wanita cantik kebetulan lalai, malas, ceroboh, atau tidak terampil, maka mereka akan lebih dihakimi, diledek, direndahkan daripada wanita lain yang bersikap sama namun tidak berpenampilan cantik. Kecantikan adalah pedang bermata ganda.
  4. Kecantikan itu dusta bisnis raksasa. Wanita terus dimanipulasi oleh media dan industri kecantikan untuk mempercantik dirinya tanpa pernah berhenti. Mereka hanya bisa bahagia sejenak setelah mengkonsumsi produk tertentu, lalu merasa kurang bahagia lagi ketika melihat seorang bintang iklan yang lebih muda dan lebih kurus. Majalah wanita penuh dengan artikel yang mencuci otak mereka bahwa dengan menurunkan berat badan mereka bisa mendapat seluruh kemudahan hidup: pernikahan, seks, dan karir. Itu adalah dusta-dusta yang selalu diumbar oleh media dan alasannya adalah jelas motif bisnis. Wanita Amerika rata-rata menghabiskan $12,000 per tahun untuk perawatan kecantikannya, jadi bayangkan betapa besar kerugian industri kecantikan jika seluruh wanita bisa merasa dirinya cantik tanpa perlu kosmetika. Dengan merepresentasikan kecantikan yang terlalu ideal dan sulit diikuti, industri kosmetik dan produk diet akan terjamin masa depannya. Jadi wanita cantik bisa lebih bahagia jika mereka berhenti melihat iklan di majalah dan TV.
  5. Kecantikan itu sarat ide utopian. Dalam bahasa sehari-hari utopian bisa diartikan ‘khayalan’ atau ‘menarik tapi tidak dapat diterapkan’. Ada banyak contoh namun saya beri satu saja. Anda pasti tahu boneka Barbie? Nah para periset medis sudah meneliti bahwa proporsi tubuh Barbie ternyata sangat berbahaya dilakukan di dunia nyata. Punggungnya terlalu lemah untuk menyokong berat bagian tubuh atas dan tubuhnya terlalu sempit sehingga hanya bisa merusak hati, ginjal, dan saluran pencernaan lainnya. Wanita yang benar-benar berbentuk seperti itu dipastikan mengalami penyakit lambung yang kronis dan cenderung meninggal karena malnutrisi. Yang mengerikan adalah menurut survei, 99% dari anak kecil usia 3 – 10 tahun di seluruh dunia sangat mencintai figur Barbie dan memiliki setidaknya satu boneka saja. Silakan duga-duga sendiri seberapa kurang bahagia mereka ketika besar nanti menyadari bahwa figur tubuh impiannya itu tidak mungkin dicapai dengan keadaan tubuh yang sehat.
  6. Kecantikan itu topeng yang menyulitkan. Karena sudah cantik dan indah, wanita cantik jarang dianggap punya masalah. Semua orang (terutama pria!) menganggap wanita cantik menjalani hidup dengan mudahnya. Akibatnya wanita demikian jadi sulit sekali untuk bersahabat apa adanya dengan orang lain. Mereka terpaksa mengamini ekspektasi orang lain bahwa hidup mereka itu selalu indah, karena toh bercerita tentang kesulitan hidup hanya akan diresponi dengan tidak percaya atau tidak serius, “Ah sudahlah, itu bukan masalah… kamu kan cantik, ga perlu repot mikirin itu.” Jadi daripada curhat, lebih baik mereka menyimpan dan menangisi sendiri. Itu sebabnya banyak wanita cantik yang sering berkesan sok positive-thinking, sehingga kita juga semakin terbius bahwa hidup mereka enak-enak saja. Mengutip salah satu bagian dari tulisan When Beauty Hides Pain, “Lots of celebrities and regular people alike struggle with self-esteem issues and substance abuse problems among other demons. I wonder if the beauty and accolades don’t just hide their pain from the public for a time–but from them as well. And if beauty is hiding hurt, it doesn’t matter how much beauty you have–things will get ugly at some point.
  7. Kecantikan itu obsesi metropolitan. Dalam penelitian Victoria Plaut, Does Attractiveness Buy Happiness?, ia menemukan bahwa jawabannya ya hanya jika sang wanita tinggal di daerah perkotaan. Wanita cantik yang tinggal di pedesaan tidak akan begitu merasakan perbedaan kebahagiaan atau kenikmatan tersebut. Anda pasti sudah sering melihat mahasiswi dari daerah yang pindah ke kuliah ke Jakarta, kecantikannya meningkat seiring tingkat semesternya. Kecantikan adalah kebutuhan baru yang dikonstruksikan (baca: ditekankan, dipaksakan) oleh masyarakat modern. Victoria menambahkan, “There’s a lot of social pressure in the city. While in the rural areas and country, there’s a sense of stability and comfort. You feel like you can just be yourself. Part of that sense of acceptance comes from having friends you’ve known since elementary school. It’s not like living in the city where you’re surrounded by so many unknown faces. Rural people have known you since you were little. So you don’t feel pressure to be cool to fit in.
  8. Kecantikan itu membingungkan. Semua orang menyarankan jadi diri sendiri apa adanya. Bahkan semua media televisi dan majalah juga menyuarakan seperti itu. Anehnya, kita juga dibombardir dengan produk kosmetika yang membuat diri Anda lebih indah secara alamiah, “Get that natural beauty with product X and Y!” Alamiah tapi kok pakai produk? Paradoks. Kebetulan sekali saya kemarin ini membaca ucapan seorang gadis berusia 16 tahun di majalah Girl Talk. “Magazines have ads of how you should dress and what you should look like and this and that. And then they say, ‘but respect people for what they choose to be like.’ Ehm okay… so which do we do first?
  9. Kecantikan itu menyakitkan. Wanita cantik menderita secara fisik dan finansial ketika sadar bahwa dirinya cantik dan perlu mempertahankan kecantikannya itu. Saya sudah jelaskan panjang lebar dalam tulisan Harga Dari Kecantikan.
  10. Kecantikan itu temporer. Jauh di dalam dirinya, setiap wanita menyadari bahwa kecantikan mereka memiliki batas kadaluarsa. Usia produktif kecantikan kurang lebih sepuluh tahun saja, kasarnya dari usia 17-27. Itu sebabnya semakin mendekati batas akhir, wanita cantik semakin selektif dalam memilih pasangan, bitchy, atau sejenisnya karena ‘tahu’ bahwa jadwal tayang kecantikan-alamiah mereka sudah nyaris habis. Menjelang usia 30an, mereka yang punya resources untuk membeli kosmetik ‘kecantikan-alamiah’ akan terus membudidayakan sikap seperti itu, sementara mereka yang tidak mampu mulai menurunkan standar preferensi pasangannya. Tapi tidak peduli berasal dari kaum the haves atau the havenots, wanita cantik selalu dibayang-bayangi kecemasan abadi, “Apa yang akan terjadi seandainya saya tidak cantik lagi? Apakah mereka masih mau jadi teman saya? Apakah kekasih saya tetap mencintai saya?” Ini adalah kekhawatiran yang tidak menghantui para wanita yang kurang diberkahi dengan kecantikan.
Jadi apakah wanita cantik itu terlihat bahagia? Jelas ya.
Namun apakah mereka benar-benar bahagia? Melihat kesepuluh poin di atas, mungkin saja mereka masih bahagia, tapi yang jelas tidak sebahagia yang kita pikir.
Saat ini masyarakat modern memberi banyak sekali penekanan pada gaya hidup yang cantik dan indah sebagai indikator kebahagiaan hidup. Saya harap setiap poin di atas membuka mata Anda tentang tekanan, kesulitan, dan pergumulan yang dialami oleh wanita cantik.
Jadi jika Anda bersahabat dengan wanita cantik, berhentilah terkagum-kagum ataupun memujanya. Karena realitanya adalah mereka tidak sebahagia itu! Mereka justru ‘tersiksa’ karena kecantikannya itu, sekalipun kebanyakan akan menyangkal fakta itu mati-matian.
Masih ada banyak poin ketidakbahagiaan lainnya yang tidak bisa saya jabarkan di sini karena bisa disalah mengerti sebagai politically incorrect bagi para kaum feminis yang terlampau sensitif. Jika Anda berminat dan ingin memiliki cara pandang yang lebih seimbang dan sehat tentang wanita cantik, silakan ikuti sesi Worship of Women Syndrome di pelatihan Hitman System.
Kaum budayawan dan filsuf biasa memaknai kecantikan sebagai sebuah tatanan moral. “What is beautiful is good,” kata Plato. “Beauty is truth, truth beauty,” tulis John Keats. Anatole France menyuarakan, “Beauty is more profound than truth itself.” Sementara saya pribadi sih sederhana saja, “Beauty is an ironic tragedy we all love to see.
Anda punya ide dan pengalaman lainnya? Bagikan di kolom komen.
Oh ya, titipan sponsor, klik info seminar Revolusi Romansa di kota Anda!
Salam revolusi cinta,

sumber: http://doctorbebek.blogspot.com/search?updated-max=2010-11-26T20:16:00-08:00&max-results=20&start=20&by-date=false
leer más...

Teruntukmu, Ibu..

| | 0 komentar

Siang hari itu, aku sedang duduk menonton televisi di ruang keluarga rumahku yang nyaman. Rumahku yang terkadang tercium harum sayur yang sedang dimasak, atau bau yang ditimbulkan dari minyak kayu putih yang Ibuku pakai. Aroma apapun yang sedang mengelilingi rumah selalu membuatku betah duduk termangu lama di ruang keluargaku.

Deretan sofa berwarna biru dan secangkir es kelapa saat itu, ketika Ibu menghampiri aku dan semua orang-orang yang kusayang diruangan itu. Aku dan kakak serta bayi berumur 6 bulan yang sedang digendong malaikat dalam hari-hariku. Ayah.

"Sini dulu, Mela.. Dek.." Suara Ibu menyadarkanku dari asiknya menonton Yuni Shara di televisi dan mencubit pipi bayi bulat berumur 6 bulan. Aku dan kakak serempak menoleh dan kemudian mendengarkan apa yang Ibu bicarakan.

"Mumpung kalian sedang kumpul, Ibu sama Ayah kemarin udah daftar di Yayasan Bunga Kamboja.."

Yayasan Bunga Kamboja? Sounds weird in my ear. I mean, awkward.

"Ibu cuma ga mau nyusahin anak-anak aja waktu Ayah dan Ibu meninggal.. Iurannya itu 5,000 perminggu, jadi nanti kalau Ayah dan Ibu meninggal, kalian tinggal telfon aja Yayasan Bunga Kamboja ini biar nanti pemulasaraannya di selenggarakan sama mereka. Jadi kalian tidak perlu direpotkan dan panik."

............. And I am speechless.
When I wrote down this blog, my mom is 61 years old and my dad is 70 years old. Thank God, until I wrote this too they still healthy as well.

Rasanya waktu yang yang disediakan Tuhan mendadak ingin aku tarik kembali, ingin menikmati lagi ringannya langkah ketika bersanding dengan Ibu. Bergandengan tangan, merengek minta dibelikan Barbie keluaran terbaru atau menangis karena tidak mau memakan sayur. Ketika itu, aku sering bercengkrama betapa aku ingin menjadi pramugari atau dokter. Sambil terkantuk Ibu mendengarkan ceritaku, dan biasanya diakhiri oleh kami yang tertidur bersama menunggu Ayah yang pulang dari kantor.

Itu dulu, sekitar 10 hingga 15 tahun yang lalu.

Semenjak kesibukanku dan semakin banyaknya kegiatanku diluar, aku biasanya hanya meluangkan waktu kurang dari 2 jam untuk bercengkrama bersama Ibu. Pulang kegiatanku, badanku terlalu letih untuk sekedar bertanya kabar Ibu, yang tanpa kusadari sudah sangat ringkih dan tua. Hanya sekedar menyapa, cerita seadanya. Ketika ku menonton tivi, Ibu sering duduk disampingku, bertanya hal yang sebenarnya Ibu tidak mengerti seperti "Yuni Shara ini pemain film" Mungkin hanya ingin ngobrol denganku, entahlah.. Ibu suka seperti itu, membuka pertanyaan kepadaku lalu kemudian kami menikmati acara di televisi hingga Ibu terkantuk dan tertidur.

Walau aku sibuk dan jarang meluangkan waktu untuk Ibu, tetapi sentuhan spesial seorang Ibu tidak akan pernah hilang dirumah. Harum susu dipagi hari untukku, atau sekedar pertanyaan "Mau mandi air hangat atau air dingin?" Atau "ceramah singkat" menasehatiku untuk makan teratur dan tidak tinggal sholat. Teman Ibu dirumah memang hanya tinggal aku, semenjak aku koas dan harus tinggal mengontrak, hilanglah teman Ibu.

Sekarang apa yang bisa aku lakukan? aku sadar waktuku tak lagi panjang, mungkin tak sepanjang kalian yang meluangkan waktu membaca tulisanku.. Beruntunglah kalian yang masih memiliki orang tua yang masih dalam usia produktif. Karena akan tiba saatnya kalian akan diberikan silence moment oleh Tuhan untuk berfikir dan bertanya dalam hati.. "Apa yang sudah kuberikan kepada orang tua?"

Lucunya, banyak anak berfikir bahwa hal yang bisa membuat mereka senyum adalah pencapaian luar biasa di kehidupan bermasyarakat. Tapi yakinlah, bahwa sesungguh hal sederhana yang dibutuhkan semua Ibu didunia ini adalah waktu senggang disela-sela kesibukan anaknya. Luangkan waktu sejenak, dengan secangkir teh atau beberapa jam obrolan hangat.

Yah..
Kadang, orang tua terlalu takut untuk meminta....
meminta waktu anaknya untuk sekedar bercengkrama.

sumber: http://doctorbebek.blogspot.com/2011/12/teruntukmu-ibu.html
leer más...

Jumat, 20 April 2012

Tugas I Manusia dan Cinta Kasih, Manusia dan Kebudayaan

| | 0 komentar

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Seperti sudah saya bahas pada sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling istimewa karena satu-satunya makhluk yang memiliki akal budi dan bisa menguasai seluruh isi bumi. Manusia itu sendiri bersifat sosial, artinya manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu memiliki ketergantungan terhadap sesamanya.

1. Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun cinta kasih memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, saebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhanya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ichlas, mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada syariatNya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu: keterikatan. Keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua adalah keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan, sayang dan sebagainya.Makan minum dari satu piring, cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan seterusnya.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami / istri dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.



2. Macam Cinta Kasih
Adanya beberapa macam cinta kasih, yaitu sebagai berikut :
a. Cinta kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna dikemudian hari.

b. Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.

c. Cinta kasih antara sesama manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit itu.

d. Cinta kasih antara manusia dan Tuhan. Apabila seorang taat beribadah, menurut perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.

e. Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya. Apabila seseorang menciptakan taman yang indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
Demikianlah, berbagai contoh perilaku manusia yang melukiskan cinta kasih sebagai kebutuhan kodrati manusia.

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

A. Pengertian Kebudayaan
Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Secara lebih rinci, banyak hal-hal yang dapat kita pelajari tentang definisi kebudayaan. Bagaimana cara pandang kita terhadap kebudayaan, serta bagaimana cara untuk menetrasi kebudayaan yang faktanya telah mempengaruhi kebudayaan lain. Jadi kesimpulan dari pengertian kebudayaan adalah hasil karya cipta karsa manusia yang berasal dari alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama.
B. Kaitan Manusia Dengan Kebudayaan
Manusia seperti yang kita tahu, sangat erat kaitannya dengan arti kebudayaan. Kebudayaan itu ibaratnya seperti ciri khas dari manusia yang menggunakan kebudayaan tersebut. Banyak sekali kebudayaan di negara Indonesia tercinta kita ini, salah satunya adalah seperti kebudayaan Jawa, dan masih banyak lagi.
Hakikat manusia dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan adalah suatu keharusan agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kita harus menjaga keaslian budaya kita karena kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang kita dahulu. Namun akhir-akhir ini, kita pasti sudah tahu kalau banyak dari kebudayaan di negara kita ini telah terpengaruh oleh kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Ya, itu benar. Ini merupakan efek dari arus globalisasi yang sangat kencang sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan dari luar yang bebas keluar masuk ke dalam negara kita ini sehingga kebudayaan kita agak sedikit ‘terpengaruh’ oleh kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Ini merupakan kelalaian masyarakat sekarang yang tidak mampu menjaga keaslian budaya itu merupakan warisan dari nenek moyang kita terdahulu. Tapi ini sudah terlambat untuk diatasi. Mengapa? Ibaratnya itu kita seperti berjalan melawan arus yang sangat kencang, seperti itulah yang masyarakat kita sedang alami. Mereka tidak mempersiapkan pertahanan untuk melawan arus kencang tersebut. Bahkan mereka mulai mengikuti arah arus tersebut. Hal ini sangat berbahaya karena jika ini dibiarkan terus maka kebudayaan asli kita akan perlahan-lahan hilang. Tidakkah kita berpikir, bagaimana dengan anak cucu kita kelak yang akan mewariskan kebudayaan kita, sedangkan kebudayaannya itu sudah ‘tercemar’ oleh kebudayaan asing atau luar? Apakah mereka akan bangga dengan kebudayaannya itu? Sungguh ironis memang.
Jadi kesimpulan dari uraian di atas adalah kaitan manusia dan kebudayaan sangatlah erat, sebab kebudayaan timbul karena hasil karya cipta dan karsa dari manusia itu sendiri. Dengan kebudayaan dapat mengatur kehidupan manusia untuk hidup bersosialisasi dengan manusia lain di sekitarnya. Dan kebudayaan dapat hilang karena masuknya budaya lain. Oleh sebab itu, banyak suku lain menolak kebudayaan dari luar di khawatirkan akan merusak kebudayaan yang mereka anut sejak jaman dahulu.

Sumber: http://triajiwantoro.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-cinta-kasih.html
http://zhainal99.blogspot.com/2012/03/kaitan-manusia-dengan-kebudayaan.html

leer más...

Tugas II RESENSI NOVEL ANGKATAN 66

| | 0 komentar

Masyarakat tradisional di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah menulisnya dengan ejaan Asvendra. Lengkapnya Arya Asvendra. Anda sulit percaya? Siapa Asvendra sebenarnya? Dari era apa? Kerajaan apa? Di mana pula?

Nama ini dapat ditemukan dalam manuskrip Sejarah Kawitane (Ana) Wong Jawa lan Wong Kanung (Sejarah Asal Mula Ada Orang Jawa dan Orang Kalang).

Berdasarkan cerita tutur turun-temurun, naskah ini ditulis ulang secara sembunyi-sembunyi oleh tokoh agama lokal yang menyebut diri mBah Guru pada tahun 1931.

Selama masa penjajahan Indonesia oleh bangsa Belanda, manuskrip ini disembunyikan rapat-rapat agar tidak dirampas dan dibawa ke Negeri Belanda.

Naskah berbahasa Jawa ini baru diterbitkan berhuruf Latin dalam jumlah terbatas di Padepokan Argasoka di lereng Gunung Lasem pada tanggal 28 Juni 1996.

Penulis diizinkan memfotokopinya dalam pertemuan dengan tokoh muda Kalang di Blora akhir tahun 2010.

Juga naskah kuno Lasem yang lain, Sabda Badra Santi, kitab ajaran Buddha Jawa, yang ditulis oleh Mpu Santibadra pada tahun 1401 C (1479 M). Di dalam terbitan aksara Latin tahun 1966, buku ini dilampiri Carita Lasem (carita sejarah) yang ditulis ulang oleh R. Panji Karsono pada tahun Jawi 1857 (1920 M) serta Bausastra, glosari bahasa Jawa dialek Lasem.

Tata Negara Jawa

Kita tunda pembeberan siapa itu Arya Asvendra, ada baiknya kita pahami dulu sistem ketatanegaraan pada masa itu.

Era Asvendra ini tepatnya terjadi tak lama setelah pendeta Buddha asal Cina, Fa Hsien, terdampar di Jepoti atau Javadi (istilah persamaan lidah orang China untuk Jawa-Dwipa).

Dapat pula digunakan rujukan lain, Fo-kuo Chi: Records of Buddhist Kingdoms, yang ditulis Fa Hsien di Cina pada tahun 430 M.

Fa Hsien adalah salah satu pendeta Budha China yang masyhur. Ia dikirim ke India pada tahun 339 M oleh Kaisar Jin Timur, Xia Wudi.

Dalam perjalanan pulang ke Kanton, ia singgah di Kantoli, yang kelak menjadi Criwijaya, dan lalu, akibat cuaca buruk, terdampar di Pulau Jawa.

Ini terjadi pada era raja yang berkuasa antara Airlangga (k. 1009-1042) di Kahuripan, sekarang kira-kira di antara Kudu, Kabupaten Jombang, dan Mada, Kabupaten Lamongan, serta Jayabaya (k. 1135--1157 M) di Mamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

Masih terpecah

Ketika Fa Hsien terdampar, yang berkuasa di Jawa Dwipa ialah Datu Hang Sambadra berkedudukan di kota yang dibangunnya sendiri pada tahun 385, Pucangsula. Bekas banjar besar ini kini menjadi Desa Logading-Sriamba, Kecamatan Lasem.

Raja ini dibantu anak perawannya berusia 22 tahun, Dewi Sibah (Sie Ba Ha), sebagai dhang puhawang (lama-lama berubah menjadi: dampoawang), panglima angkatan laut.

Sebelum pulang, Fa Hsien berdebat soal agama, tepatnya mengenai "delapan jalan kebenaran", dengan adik raja, yang hanya disebut sebagai Jnanabadra (harfiah: cendekiawan).

Negeri itu disebut Jawa Dwipa karena merupakan paduan dari dua pulau: Jawa Pegon di timur selatan dan Jawa Purwa di barat utara.

Secara administrasi pemerintah kedua pulau ini disatukan oleh Hang Tsu-Wan, pendiri kota Tuban, pada tahun 115 M.

Saat Fa Hsien berkunjung itu, bahkan sampai kunjungan Laksamana Zheng He (dialek Hok Kian: Cheng Ho), tujuh pelayaran antara tahun 1405 dan 1433 M, Pegunungan Muria masih terpisah dari Pulau Jawa.

Saat berjaga alias ronda laut di ujung barat Nusa Jawa Dwipa, Dewi Sibah kedatangan tamu, Resi Agastya Kumbayani, penyebar agama Hindu aliran Ciwa dari kerajaan Indriya-Satwamayu di negeri Menak.

Siapakah Resi Agastya Kumbayani, terutama terkait dengan tokoh kita, Arya Asvendraa.

Rebutan belerang ekspor

Perang tanding seru tak pelak lagi terjadi antara Dewi Sibah dan Resi Agastya Kumbayani yang tampan itu. Singkat kata, Dewi Sibah kalah. Mereka pun saling jatuh cinta dan...Dewi Sibah membawa pulang kekasihnya itu, menghadap ayahnya.

Pada tahun 415 Masehi, Datu Hang Sambadra turun takhta. Pemerintahan Pucangsula diserahkan kepada Dewi Sibah, yang dilantik dan ditetapkan menjadi dattsu-agung (maharani). Juga adik Dewi Sibah yang bernama Dewi Sie Ma Ha (Simah), yang semula adipati-muda Medang Kamulan di Teluk Lusi (kini: Kabupaten Blora) diwisuda menjadi dattsu, dipindah ke Banjar Besar Blengoh, yang dijadikan Keraton Keling. (Sebutan keling ini diambil dari nama buah yang sudah tua dan keras dari pohon tal betina. Bila masih muda, buah ini disebut siwalan).

Sekarang bekas istana ini menjadi Lapangan Keratonan di Desa Blengoh, Kecamatan Keled, Kabupaten Jepara. (mBah Guru, halaman 27)

Datu Hang Sambadra meninggal pada tahun 425. Setahun kemudian, Arya Asvendra diangkat menjadi raja muda.

Pusat banjarnya dijadikan kota bernama Batur-retna. Banjar Rabwan dijadikan pelabuhan negara Baturretna.

Beberapa tahun kemudian, orang Endrya-Satvamayu mendengar kabar bahwa Resi Agastya menjadi datu di negara Baturretna.

Banyak di antara mereka lalu pada menyusul pindah bebadra (membuka tanah) di bumi Dieng yang subur untuk olah pertanian.

Mereka yang tidak menjadi petani diperintah bekerja mengumpulkan belerang dari lereng kawah Dieng. Belerang itu untuk bahan perdagangan... Baturretna, ditukarkan dengan alat pertukangan dan kain sutera yang dibawa peniaga dari China, lewat pelabuhan Banjar Rabwan. (mBah Guru, halaman 30.)

Terjadilah perang saudara. Resi Agastya gugur. Bela pati ayahnya, Arya Asvendra menyusul gugur tengkurap di depan Candi Sumbadra. Bagi Dewi Sibah, perang saudara itu buah simalakama.

Dia pun menyerahkan takhta kepada patihnya. Dia bertapa di Gunung Tapaan sampai wafat pada tahun 445 Masehi.

Sumber: http://lusymusic.blogspot.com/2012/01/resensi-novel-tahun-1966.html
leer más...